Karakter yang kita anggap diri kita, sesungguhnya bukanlah kita. Melainkan label yang kita sematkan pada diri karena satu dan lain hal. Dan label tersebut kita percayai sebagai diri kita.

Hal tersebut membuat kita hampa, layaknya sumur yang tak berdasar. Kita akan terus berlomba menutupi kekosongan tersebut. Kita berpikir, dengan mengisi kekosongan tersebut, diri kita akan bahagia.

Namun sesungguhnya, kita selalu akan merasa hampa sebelum bertemu dengan kesejatian yang penuh cinta kasih, welas asih, kesadaran dan kebijaksanaan yang luas.

Dengan mengenali kesadaran, perlahan kita akan kembali bertemu dengan kesejatian kita. Dimana kita bebas menjadi diri yang sejatinya lepas dari label yang kita sematkan, serta sembuh dari keinginan menutupi kekosongan lewat hal di luar diri.